Perdana Desa Tanpa Android di Mandailing Natal

Kotakipang - Berangkat dari kekhawatiran dan keresahan akan pengaruh negatif yang ditimbulkan dari Hp Android kepada anak-anak, Pj Kades Roburan Dolok serta seluruh elemen masyarakat sepakat untuk membuat wadah atau arena permainan di sekitar desa tersebut.

Wahana permainan tradisional ini didirikan pada tiga zona lokasi di Desa Roburan Dolok, tujuannya agar  kecintaan anak anak dan remaja terhadap permainan tradisional tumbuh dan mampu membatasi penggunaan ponsel bagi anak-anak di tegah gempuran perkembangan teknologi masa kini.

Dalam program bertajuk “Mewujudkan pemukiman ramah anak yang di programkan beberapa waktu yang lalu, Pj Kades Roburan Dolok Enda Mora menerangkan, wahana ini merupakan sarana tempat bermain permainan tradisional yang tujuannya untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan gadget.

“Namanya kampung tanpa hp untuk anak, kenapa tanpa hp, karena disini kita buat banyak wadah permainan tradisional yang seru, bisa main di teras rumah, di taman, dilapangan terbuka, di pinggiran kampung main bersama alam sampai anak-anak disini lupa main hp.”ujar Enda Mora Kepada Warta Mandailing, Minggu (18/6/2023)

Lanjut, kata Enda Mora, semua kegiatan permainan ini bertujuan untuk mengurangi kecanduan anak-anak dalam penggunaan gawai, mulai dari game hingga media sosial, karena tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan handphone bagi anak usia dini bisa memberikan dampak buruk terhadap perkembangan fisik dan mental anak-anak jika penggunaannya tidak dibatasi.

Link video selengkapnya
https://youtu.be/C-73x6On4tc
Banyak main handphone dapat merusak mata, merusak jiwa bahkan kantong orangtua mereka, maka untuk itu kita buat permainan tradisional ini, untuk mengurangi kecanduan gadget, anak-anak banyak yang kecanduan hp, main game, tiktok, YouTube dan Facebook an, kita harus sadar, maka tujuannya dibuat permainan ini untuk menanamkan kembali nilai kebersamaan dan menumbuhkan kreativitas pada anak.”jelasnya.

Sebelumnya, untuk mencapai tujuan ini, Pj Kades Roburan Dolok Enda Mora segera memberlakukan sebuah peraturan desa tentang pembatasan dan penggunaan gadget bagi anak usia dini dan remaja, hal ini bertujuan untuk mengurangi beban ekonomi keluarga, nah untuk itu bagi anak-anak ini dibuat tiga zona tempat permainan tradisional yang sudah disediakan di sekitar desa.

Permainan tradisional yang ada disini, berupa bakiak, egrang dan masih banyak yang lain, tidak hanya bermain anak-anak juga diajari dalam membuat mainan tersebut, bakiak dan egrang bisa dibuat dengan menggunakan bahan baku bambu yang sumbernya melimpah ruah di desa itu.

Sama halnya dengan pohon pinang dan pohon kelapa, beberapa bagian pohon bisa dimanfaatkan untuk membuat sebuah mainan, seperti pedati-pedatian, mobil-mobilan, sepatu tempurung kelapa dan berbagai macam mainan lainnya.

Enda Mora menjelaskan, bahwa banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan melalui kegiatan permainan tradisional, selain untuk bersenang-senang juga sekaligus menjadi sarana belajar bagi anak-anak desa.

“Kenapa harus bermain permainan tradisional?, karena bermain itu penting, bermain itu setara dengan belajar, ketika sedang bermain permainan tradisional, mereka belajar toleransi, tenggang rasa, bagaimana caranya menghargai teman dan menjaga kebersamaan, bermain dapat melatih fisik seperti melompat dan berlari, bermain juga dapat melatih otak dan mental anak.”tutupnya.

Raudiatul Zahra mengaku cukup merasa senang dengan adanya zona tempat bermain permainan tradisional yang disediakan oleh aparat pemerintahan desa.

“Permainan yang paling ku sukai disini main egrang dan baca buku di ruang perpustakaan, bermain bersama dengan teman-teman cukup seru.”ujar siswa kelas 4 SD ini.

Menimbang dengan banyaknya manfaat yang bisa dirasakan anak-anak dari permainan tradisional ini, kampung ramah anak di Desa Roburan Dolok bisa menjadi contoh untuk desa yang lain. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama